Paedagogi berasal dari bahasa Yunani “paedagogia“ yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Paedagagos berasal dari kata “paid” yang artinya “anak” dan “agogos”yang artinya “memimpin atau membimbing”. Dari kata ini maka lahir istilah paedagogi yang diartikan sebagai suatu ilmu dan seni dalam mengajar anak-anak. Ada asumsi yang mendasar mengenai paedagogi:
1. Konsep diri/kepribadian
pada paedagogi dikatakan bahwa anak sangat tergantung kepada pihak lain, hampir seluruh kehidupannya diatur oleh orang dewasa, baik di rumah, di sekolah, maupun di tempat lain. Oleh karena itu pada paedagogi, peserta didik dianggap masih belum mampu untuk mengatur dirinya sendiri. Anak didik dianggap sebagai botol kosong yang siap diisi air. Dan ada juga yang berpendapat bahwa pendidikan terhadap anak ini diibaratkan seperti memahat sebuah patung. Baik botol maupun patung adalah suatu gambaran dari anak didik yang siap menerima apa adanya dari sang pendidik, tanpa harus memberikan komentar, atau mengembangkan sendiri.
2. Pengalaman
Pada anak-anak, pengalaman adalah hal yang baru sama sekali. Dan walaupun anak-anak memang mengalami banyak hal, namun belum berlangsung sedemikian sering.Pengalaman pada anak-anak adalah sesuatu yang terjadi pada dirinya.Maka dari itu pengalaman pada anak-anak merupakan rangsangan yang berasal dari luar, dan mempengaruhi dirinya. Penekanan dalam proses belajar untuk anak-anak lebih ditekankan pada pengisian, karena mereka belum banyak pengalaman. Dalam pendekatan proses pedagogi, pengalaman itu justru dialihkan dari pihak guru ke pihak murid. Sebagian besar proses belajar dalam pendekatan pedagogi, karena itu, dilaksanakan dengan cara-cara komunikasi satu arah, seperti ; ceramah, penguasaan kemampuan membaca dan sebagainya.
3. Kesiapan dan orientasi untuk belajar
Kesiapan untuk belajar pada anak-anak masih relatif rendah, karena umumnya mereka masih relatif suka bersenang-senang, bermain dan sebagainya, begitu juga tuntutan mereka tidak terlalu besar. Maka orientasi belajar anak-anak cenderung untuk mengumpulkan semua pengetahuan dan keterampilan, dan kelak akan dapat diterapkan. Jadi didalam pendekatan pedagogi ini, gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan. Jadi implikasinya adalah para pendidik untuk anak-anak harus lebih proaktif, karena rangsangan dari para pendidik, sangat mempengaruhi terhadap kesiapan dan orientasi belajar peserta didik. Dan juga kurikulum dalam pendidikan untuk anak-anak berorientasi pada mata pelajaran yang sifatny hafalan. Dan pada pendekatan pedagogi, belajar itu justru merupakan proses pengumpulan informasi yang sedang dipelajari yang akan digunakan suatu waktu kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar